tentang

Thursday, December 2, 2010

Madu membantu Tubuh dalam Penyembuhannya sendiri

Tyanto Priyatno 00:55 21 September
oleh Kochan Andrew, M.D., Sherman Oaks, CA

Madu, sumber makanan bagi lebah, dihasilkan ketika mereka mencerna nektar dan kemudian memuntahkannya. Selama proses ini, mereka menambahkan nilai dalam bentuk enzim, asam amino dan protein, aromatik, flavonoid, dan senyawa fenolik, dan sejumlah kecil vitamin dan mineral.
Manusia menggunakan madu sebagai makanan, dan juga sebagai salep, krim penyembuh, tetes mata, permen tenggorokan, antibiotik, dan obat anti-ulkus. Orang-orang Mesir kuno, Cina, Yunani, dan Roma menyadari sifat penyembuhan madu. Kedokteran era modern telah menghasilkan banyak laporan kasus anekdotal dan sebuah studi yang terkendali dengan baik, mendukung efektivitas madu sebagai salep penyembuhan untuk luka bakar dan untuk luka yang terinfeksi dan tidak terinfeksi. Dalam 22 uji coba yang dipublikasikan melibatkan 2.062 pasien diobati dengan madu, serta 16 percobaan yang dilakukan pada hewan percobaan, para ilmuwan menemukan madu sangat bermanfaat sebagai perawatan luka :
• Kualitas antibakteri madu sangat cepat membersihkan infeksi yang ada dan melindungi luka dari infeksi tambahan
• Madu membersihkan luka dan bau luka yang tidak sedap
• Aktivitas anti-inflamasi mengurangi jamur dan meminimalkan bekas luka
• Cara ini merangsang pertumbuhan granulasi dan jaringan epitel untuk mempercepat penyembuhan.
Walaupun wilayah utama keahlian saya adalah dalam mengobati sakit, kadang-kadang saya melihat pasien dengan luka yang menggunakan pengobatan madu. Dua kasus saya disajikan di sini secara dramatis menggambarkan hal ini.
Kasus 1.
Pada bulan Maret 2006, saat bekerja di sebuah klinik di Honduras, saya didekati oleh seorang wanita yang telah ditembak di perut dua tahun sebelumnya. Peluru itu menembus keluar kembali tepat di atas tepi panggul. Ahli bedah telah menyelamatkan hidupnya dan usus besarnya, tapi ia telah mengembangkan fistula (bagian) antara usus halus dan kulit di punggungnya. Dia sekarang membuang isi usus dari lubang di punggungnya. Dua operasi untuk menutup fistula tidak berhasil.
Dia dan suaminya meminta ide-ide dokter klinik untuk pada penyembuhan lukanya.Saya menyarankan agar dia mencoba mengaliri fistula dengan madu mentah dua kali sehari. Kami memberikan jarum suntik 3cc dan merekomendasikan agar ia mendapatkan madu dari peternak lebah lokal. Saat aku harus meninggalkan Honduras sampai tahun depan, ia akan melakukannya sendiri. Setelah mengikuti prosedur, dia dan suaminya akan mengevaluasi kemajuan dan dia akan memutuskan apakah untuk melanjutkan.
Ketika saya kembali setahun kemudian, saya disambut sebagai penyembuh. Pasien dan suaminya telah melakukan seperti yang saya sarankan. Dalam waktu sekitar empat bulan fistula telah ditutup kulit dan luka sudah sembuh, hanya menyisakan lesung pipit kecil. Madu melakukannya dalam empat bulan, kenapakah dokter bedah belum bisa melakukan dalam dua tahun.
Kasus 2.
Velma Thomas, seorang pasien saya dan kontributor American Apitherapy Society, telah mengambil keuntungan dari beberapa aspek apitherapy. Setelah sebuah kecelakaan mobil pada bulan Oktober 2007, ia memiliki abrasi yang mendalam di lengannya.Namun dalam waktu empat minggu kulitnya sudah benar-benar menutup luka. Tidak ada jaringan parut, dan warna kulit bahkan mulai gelap menuju warna alami kulit Velma. Semua ini terjadi walaupun prediksi dokter mengatakan bahwa dia mungkin akan membutuhkan pencangkokan kulit.
Lebah menghasilkan obat mujarab yang ajaib, bahwa kita memiliki hak istimewa dalam penggunaannya untuk kita sendiri dan yang terus diselidiki. Saat ini dimana biaya kesehatan terus meningkat, saya berharap bahwa profesi medis akan menghargai dan mulai mengambil keuntungan banyak dari kontribusi lebah madu.
Dr Kochan, presiden masa lalu AAS itu, menggunakan madu dan produk lebah lainnya untuk praktek penanganan nyeri yang kronis di California Selatan.
Diadaptasi dari Journal AAS,
Januari-Maret 2008

Sengat Lebah untuk Tumor dan Kanker

Iswardani
01/09/2009 19:25 | Penelitian

Liputan6.com, Washington DC: Sengatan lebah sungguh menyakitkan. Siapa saja yang pernah disengat hewan berkelompok ini pasti tahu bagaimana sakitnya. Tapi kini ilmuwan dari Universitas Washington, Amerika Serikat, sedang menjajaki untuk mengubah racun lebah menjadi obat yang berguna. Tak tanggung-tanggung racun lebah dikabarkan dapat membunuh sel tumor. Racun ini dibentuk hingga berukuran nano yang disebut nanobee.

Menurut para peneliti, seperti dilansir Sciencedaily, nanobee bekerja dengan memberikan racun yang dinamakan melittin. Melittin mampu memerangi tumor namun tetap melindungi lapisan lainya dari kerusakan. Inilah yang menyebabkan nanobee diklaim bepotensi untuk menjadi obat tumor yang baik. Penemuan para peneliti ini dimuat dalam Journal of Clinical Investigation, belum lama ini.

Awalnya, uji coba diterapkan pada tikus. Pengujian pada hewan pengerat ini memberi berita menggembirakan. Peneliti menguji pada dua jenis tikus. Pada tikus pertama ditanam sel kanker payudara, sedangkan tikus lainnya ditanami sel kanker melanoma. Setelah diberi nanobee yang mengandung melittin, laju pertumbuhan sel kanker payudara menyusut hingga 25 persen, sedangkan ukuran sel kanker melanoma menyusut hingga 88 persen.

Hebatnya lagi, nanobee tidak merusak sel darah merah dan sel sehat lainnya meski diberi dalam konsentrasi tinggi. Secara umum, hasil penelitian menyimpulkan nanobee tidak hanya mengurangi pertumbuhan tumor namun juga dapat mencegah kanker.(LUC)

APA YANG HARUS ANDA KETAHUI TENTANG BEE POLLEN??

Bee Pollen (serbuk sar lebah) telah banyak digunakan untuk meningkatkan energi, memori dan kinerja, meskipun belum ada bukti ilmiah tentang hal tersebut.

Bee pollen juga digunakan untuk mencegah demam, meredakan serangan Maag, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dll. Banyak orang percaya bahwa mengkonsumsi serbuk sari akan membantu membangun ketahanan, meskipun adalah mungkin untuk mengakibatkan reaksi alergi yang parah bagi orang yang alergi terhadap serbuk sari.

Kemungkinan Efek Samping dan Kekhawatiran Keselamatan

reaksi alergi serius untuk serbuk sari telah dilaporkan, termasuk anafilaksis yang berpotensi mengancam nyawa. Reaksi ini dapat terjadi hanya dengan sejumlah kecil bee pollen, kurang dari satu sendok teh. Kebanyakan dari laporan kasus tersebut terjadi kepada orang-orang yang alergi serbuk sari.

BEE VENOM THERAPY (BVT)

Bee Venom Therapy (BVT)
Apitoxin atau racun lebah
merupakan racun yang dibuat lebah pekerja, yang berbentuk cairan bening dan cepat mengering. Racun lebah adalah suatu bentuk perubahan dari alat pengantar telur. Sengatnya digunakan untuk menghalau pengganggu sarang.
Sengatan dapat menimbulkan rasa sakit, lalu bengkak karena pengaruh racun. Manusia yang disengat 450-500 ekor lebah bisa mati seketika karena mengalami paralisa pernafasan. Sengatan lebah dalam jumlah tertentu bisa mengobati beberapa penyakit karena racun mengandung bahan yang berguna untuk pengobatan.
Bee venom memiliki daya guna yang cukup efektif untuk mengobati
• rematik,
• neuritis,
• asma,
• hipertonik,
• poliarthritis,
• sakit kepala karena gangguan syaraf,
• kencing manis,
• arthritis,
• rematik,
• pegal-pegal,
• sakit gigi,
• nyeri punggung,
• migraine,
• asam urat,
• susah tidur dan
• impotensi.
• Dll.

Di Cina, sengatan lebah sering digunakan dalam pengobatan akupuntur. Pemakaian racun lebah sebagai obat harus hati-hati karena tidak bisa diberikan kepada orang yang memiliki penyakit tertentu seperti penyakit jantung dan alergi (hipersensitif). Karena itu, penggunaan racun lebah harus berdasarkan indikasi yang tepat. Istilah populernya untuk pengobatan yang memakai racun lebah adalah BVT (bee venom therapy).
Racun lebah mengandung minimal 18 senyawa aktif seperti
• apamine,
• melittine,
• phospholipase,
• hyaluronidase,
• adolapin,
• histamine,
• dopamine,
• norepinefrine dan
• serato seratonin.
• peptide-M,
• minimine,
• enzyme phosphollipase A
Senyawa-senyawa itu yang diakui berkhasiat luar biasa untuk menyembuhkan ragam penyakit.
Beberapa pengobatan alternatif mengkhususkan diri pada penerapan metode pengobatan dengan menggunakan berbagai bahan yang ada dalam komunitas lebah dan sengatan lebah menjadi sajian utama. Salah satu teknik api terapi adalah sengat lebah (apipuncture) dan bisa lebah (venom) pada 400-an titik di atas tubuh manusia.
Pengobatan dengan metode ini sudah diakui Badan Kesehatan Dunia, WHO (World Health Organization), dan di Indonesia sudah dikenal sejak puluhan tahun silam. Sengatan lebah bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti penyakit ambeien, kanker dan stroke.
Hasil penelitian para ahli bidang kultifar menyebut, ada 60 jenis penyakit yang diderita manusia dapat disembuhkan dengan sengatan lebah. Sengatan lebah merupakan racun yang dibuat oleh lebah pekerja dan berbentuk cairan kuning dan cepat mengering.
Seekor lebah madu hanya bisa digunakan untuk sekali sengatan, dan setelah itu, lebah langsung mati dan diganti lebah lain. Untuk kuantitas sengatan lebah tergantung pada kondisi pasien dan keseriusan penyakit. Letak penyengatan lebah juga berlainan karena disesuaikan dengan titik syaraf dan lokasi penyakit.
Abah Nanang (55), seorang ahli pengobatan alternatif di Jl Arya Banjar Getas, Gang Ubur-Ubur 6 Gatep Ampenan Selatan, Mataram, NTB, mengembangkan teknik suntik lebah. Sekitar 300 pasiennya yang menderita penyakit mag menahun, reumatik, asam urat, kanker rahim, kencing batu, hepatitis sembuh. Disebutkan, suntikan lebah mampu meningkatkan daya tahan tubuh, merangsang produksi adrenalin dan ACTH (Adreo Cortico Tropic Hormon).

BEE VENOM CAPSUL

Tyanto Priyatno 22 November jam 7:38
Bee Venom adalah racun lebah dengan aktifitasnya yang mampu melumpuhkan bahkan menghacurkan berbagai micoorganisma patogen, dari mulai microorganisma yang bersarang dalam pencernaan seperti E. Coli juga membunuh berbagai bakteri yang meradang dalam organ dan bagian tubuh lainnya seperti Micobakterium Tuberculosis, bakteri pada luka di usus, lambung dan pada kulit.
Secara bertahap, melitin, apamin adolapin dan enzim hialurodinase serta lainnya akan membersihkan saluran pencernaan yang kemudian akan diserap oleh usus untuk didistribusikan keseluruh anggota tubuh lainnya.

Kemampuan lain yang unik dari bee venom adalah menghancurkan sel tumor dan sel kanker secara selektif sebagaimana NK Cell (Natural Killer Cell) yang terdapat dalam tubuh manusia.

Sungguh menakjubkan apa yang telah ditemukan dan dipelajari oleh para peneliti, meskipun masih sangat sedikit para peneliti di Indonesia yang telah menganalisa obat0obatan yang telah disediakan oleh SI BELANG. Bahkan kita tidak direpotkan untuk mencapur, meracik dan mngolahnya. KITA TINGGAL PAKAI SAJA.

SIMPAN MADU PADA SUSU 11 DEG CELCIUS

Madu harus disimpan ditempat kering (tidak lembap) dan tertutup agar tidak bereaksi dengan lingkungan sekitarnya. Madu bersifat higroskopis atau dapat menarik uap air. Madu yang sudah keluar dari sarang akan segera menarik uap air dari lingkungannya. Hal ini akan meningkatkan kadar air dari madu tersebut. Gula adalah pembawa dari sifat higroskopis ini. fruktosa lebih larut dalam air dibanding gula lainnya (glukosa, sukrosa). Madu yang mempunyai kadar air tinggai akan mengalami fermentasi sehingga keawetannya akan berkurang dan menghasilkan alkohol.

Suhu optimum penyimpanan madu adalah pada temperatur 11 derajat celcius.

Selain itu tempat penyimpanan madu harus terhindar dari sinar matahari secara langsung bahkan cahaya lainnya. Jika terkena paparan sinar matahari secara langsung maka zat antibakteri yang terkandung dalam madu akan segera rusak karena terjadinya proses oksidasi.

Hindari penyimpanan madu dengan menggunakan bahan yang terbuat dari logam. gunakan wadah yang terbuat dari kaca atau plastik yang dibuat untuk kemasan makanan.

Bee Venom

Racun Lebah adalah racun yang dibuat oleh lebah pekerja. Racun ini berbentuk cairan bening dan cepat mengering. Manfaatnya untuk mengobati penyakit seperti kencing manis, arthritis, rematik, pegal-pegal, sakit kepala, sakit gigi, nyeri punggung, migrain, asam urat, susah tidur dan impotensi.

Di cina, sengatan lebah sering dugunakan bersama pengobatan akupuntur. Pemakaian racun lebah sebagai obat harus hati-hati karena tidak dapat diberikan kepada orang yang memiliki penyakit tertentu seperti jantung dan alergi (hipersensitif). Karena penggunaan racun lebah harus atas indikasi yang tepat. Istilah populer untukpengobatan menggunakan racun lebah adalah BVT (Bee Venom Therapy).

Racun lebah mengandung sekurang-kurangnya 18 jenis senyawa aktif. Senyawa tersebut antara lain apamin, melitin, phospolipase, hyalurodinase, adolapin,histamin, dopamin, norepinefrine dan serato seratonin.

tyanto
sumber : disarikan dari berbagai literatur